Suatu hari pada awal bulan September. Ketika itu aku pulang dari kuliah.
Dan di meja komputerku tergeletak sebuah amplop. Kubuka amplop itu yang
memang ditujukan kepadaku. Kubaca tulisan pada kertas yang terdapat di
dalam amplop tersebut. "Ibu minta maaf. Ibu telah mengetahui kelainanmu
dan juga telah membaca ceritamu yang dimuat pada sebuah situs. Tapi ibu
tidak akan marah. Karena ibu juga pernah mengalaminya. Tolong
coret-coretan ibu pada kertas ini kamu ketik dengan kata-katamu dan
kirim ke situs yang sama. Terima kasih". Coret-coretan ibu di bawah
suratnya dan dibaliknya lalu kuketik dengan kata-kataku sendiri Dan
hasilnya adalah seperti di bawah ini.
Suatu hari ibuku yang
berusia 45 tahun pergi bersama ibu-ibu tetangga yang juga sebaya dengan
ibuku ke rumah Ibu Tanti yang pindahan dari luar kota. Ibuku bersama Ibu
Nunik, Ibu Desy dan Ibu Indah (nama-nama di atas menurut ibuku bukan
nama yang sebenarnya). Mereka berbincang-bincang di ruang tamu. Ibu Desy
ternyata menemukan sebuah VCD porno di tumpukan majalah.
Dia bertanya, "Bu Tanti.., Ini punya siapa?"
Bu Tanti kelihatan terkejut dan berusaha merebut VCD itu sambil berkata, "Jangan Bu Desy.., Saya malu.."
Lalu dijawab oleh Ibu Desy, "Diputar boleh kan?"
Ibu Tanti hanya diam saja ketika Ibu Desy memasang VCD itu ke VCD player dan memutarnya.
Pada
mulanya ibuku dan ibu-ibu lainnya hanya diam saja melihat adegan dalam
film itu. Tapi beberapa menit kemudian Ibu Tanti terlihat mengangkat
dasternya sampai perutnya kelihatan dan tangannya masuk ke dalam CD-nya.
Ibu Indah yang melihat itu berkata, "Mari saya bantu Bu..", Sambil dia
menghampiri Ibu Tanti. Dilepaskannya daster yang dipakai Ibu Tanti.
Kemudian Ibu Indah duduk di belakang Ibu Tanti, dari belakang tangannya
masuk ke dalam CD yang dipakai Ibu Tanti. Melihat hal itu Ibu Nunik dan
Ibu Desy yang duduk berdampingan saling memandang dan entah siapa yang
mulai keduanya sudah berdiri saling berciuman. Mereka saling melepas
pakaian yang dipakai dan menyisakan pakaian dalam. Begitu juga dengan
ibuku yang juga berdiri melepas pakaiannya dan sekaligus melepas BH-nya.
Ibuku
meremas payudaranya sendiri kemudian menghampiri Ibu Nunik dan Ibu Desy
yang sedang berciuman. Dari belakang ibuku melepas BH yang dipakai Ibu
Nunik dan menempelkan kedua payudaranya ke punggung Ibu Nunik. Tangannya
juga maju ke depan meremas kedua payudara Ibu Nunik sehingga Ibu Nunik
melepaskan ciuman pada bibir Ibu Desy. Ibu Desy lalu melepas BH-nya dan
memeluk Ibu Nunik dari depan. Sementara itu Ibu Tanti dan Ibu Indah
sudah telanjang bulat, saling berpelukan dan berciuman.
Kejadian
yang paling dinikmati ibuku pada waktu itu adalah ketika ibuku
telentang. Dia diduduki Ibu Tanti sehingga kedua liang kenikmatan mereka
saling bergesekan. Sementara payudara kirinya dihisap oleh Ibu Desy dan
payudara kanannya diremas Ibu Indah. Sedangkan Ibu Tanti sendiri saling
berciuman dan saling meremas payudara dengan Ibu Nunik. Ibu Desy dan
Ibu Indah juga saling meremas payudara dibantu kedua tangan ibuku.
Kajadian itu sungguh menegangkan, bergantian mereka saling meremas
payudara, saling menggesek liang kenikmatan dan berakhir dengan orgasme
yang begitu dahsyat di antara mereka.
Setelah sampai di rumah,
ibuku yang melewati kamarku mendengar desahan-desahan dari dalam
kamarku. Ibuku penasaran dan mengintip dari lubang kunci pintu kamarku
dan melihat aku dan Ambar sedang berdiri saling menggesekkan kemaluan
dan kedua payudara. Ibuku langsung pergi ke belakang dan melewati kamar
Inem (juga bukan nama yang sebenarnya) yang terbuka. Dilihatnya Inem
sedang tidur dengan rok yang tersingkap sampai pahanya kelihatan dan
kancing baju bagian atas yang terbuka. Gairah ibuku muncul ketika
teringat kejadian di rumah Ibu Tanti sehingga ibuku menghampiri Inem.
Dielusnya paha Inem dan bibirnya mencium bibir Inem. Inem kelihatan
terbangun tetapi matanya masih terpejam dan kelihatan menikmati ciuman
dari ibuku. Inem kemudian membuka matanya dan kaget. Dilepaskannya
ciuman ibuku sambil berkata berulang-ulang.
"Jangan Bu.." Ibuku
membungkam perkataan Inem dengan ciumannya dan akhirnya Inem pun
kelihatan menikmatinya. Bahkan lidahnya menjilat lidah ibuku. Ibuku
semakin berani. Kancing baju Inem dilepaskan satu persatu lalu ibuku
meremas payudara Inem yang lumayan besar hampir sama dengan payudara
ibuku yang berukuran 36B. Ibuku lalu membalikkan tubuh Inem sehingga
Inem tengkurap. BH Inem dilepaskan dari belakang dan didudukinya pantat
Inem. Tangan ibuku mengusap-usap punggung Inem, lalu salah satu
tangannya turun ke bawah meremas payudara Inem sedangkan tangan satunya
melepaskan bajunya sendiri. Setelah itu ibuku membalikkan lagi tubuh
Inem. Dilihatnya Inem tersenyum. Ibuku kemudian menghisap payudara Inem
dan kedua tangan Inem melepas BH yang dipakai ibuku sehingga kini mereka
saling meremas kedua payudara pasangannya.
Setelah beberapa lama
saling meremas payudara, ibuku menindih tubuh Inem dan kedua payudara
mereka saling menempel. Keduanya mendesah pelan. Ibuku mencium kembali
bibir Inem dan tangannya melepas celana panjangnya. Ibuku kemudian duduk
di samping Inem sambil tetap menciumnya. Kedua tangannya melepaskan apa
yang masih tersisa di tubuh Inem. Inem kini sudah telanjang bulat.
Dikangkangkannya kaki Inem sehingga bibir kemaluannya merekah. Bibir
ibuku turun ke bawah dan langsung menghisap dan menjilati liang kemaluan
Inem sambil tangan kanannya meremas kedua payudara Inem bergantian dan
tangan kirinya mengelus pahanya, dilanjutkan jarinya yang masuk ke
lubang kenikmatan Inem.
Lama sekali ibuku memperlakukan Inem
dengan mesra. Sampai Inem mengerang berkali-kali. Inem akhirnya lemas
setelah liang kenikmatannya dikocok dengan jari ibuku disamping dihisap
dan dijilat. Ibuku bangkit dari tempat tidur dan mengambil bajunya.
Tiba-tiba Inem dari belakang memeluk ibuku dan tangannya masuk ke dalam
CD yang masih dipakai ibuku. "Nem sabar dulu ya.., Kita bergabung dengan
Mitha dan temannya.." Sambil menarik Inem yang masih telanjang. Ibuku
dan Inem masuk ke kamarku dan ternyata aku dan Ambar sudah pergi.
Inem
memegang sesuatu dan dari belakang melepas CD yang dipakai ibuku. Ibuku
hanya diam saja. Inem memasukkan benda yang dipegangnya, yang ternyata
sebuah dildo ke dalam liang kemaluan ibuku. Perlahan Inem
mengeluarmasukkan dildo itu sambil mengocoknya. Ibuku mengerang keras
dan Inem maju ke depan, ujung dildo yang satunya dimasukkannya ke dalam
lubang kemaluannya sendiri. Inem mengerang lebih keras dari ibuku dan
disambut dengan ciuman dari ibuku. Mereka saling berciuman, berjilatan
lidah, menggesekkan kedua payudara yang menempel dan mengeluar masukkan
dildo ke dalam liang kenikmatan mereka ditambah dengan kedua tangan
mereka yang saling meremas pantat mereka yang kenyal hingga mereka
mencapai orgasme.
Setelah kejadian itu Inem berhenti bekerja dari
rumahku. Ibuku mengira Inem marah karena diperlakukan begitu oleh
ibuku. Tetapi ternyata tidak, setelah ibuku memergoki Inem sedang
bermesraan dengan teman sesama pembantu di tempatnya bekerja yang dulu.
Memang sebelum aku menjadi lesbian, Inem pernah bercerita kepadaku bahwa
dia pindah ke sini karena di tempatnya bekerja yang dulu pernah waktu
tidur digerayangi tubuhnya oleh temannya sesama pembantu wanita. Dia
marah lalu berhenti bekerja dari tempatnya bekerja yang dulu.
Begitulah
kisah ibuku yang ternyata lesbian. Buat para pembaca wanita, yang ingin
berkenalan denganku silakan kirim e-mail kepada saya. Juga tolong
sertakan biodata diri dan foto serta pengalaman pertama kali menjadi
lesbi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar